Pengertian Dan Penjelasan Sifat Nafsiyah, Salbiyah, Ma'ani Dan Ma'nawiyah
Sifat Nafsiyah, Salbiyah, Ma'ani, dan Ma'nawiyah merupakan konsep-konsep dalam filsafat dan teologi Islam yang berhubungan dengan sifat-sifat Tuhan dan hakikat keberadaan. Konsep-konsep ini merupakan dasar untuk memahami sifat Tuhan dan hubungan-Nya dengan dunia.
**Sifat Nafsiyah** mengacu pada sifat-sifat hakiki Tuhan. Inilah sifat-sifat yang melekat pada hakikat-Nya dan penting bagi-Nya untuk menjadi Tuhan. Contoh Sifat Nafsiyah antara lain ilmu, kekuasaan, dan keabadian-Nya. Sifat-sifat ini dianggap penting bagi sifat Tuhan dan tidak dapat dipisahkan dari-Nya.
**Sifat Salbiyah**, sebaliknya, mengacu pada sifat-sifat Tuhan yang bersifat negatif atau meniadakan ketidaksempurnaan. Atribut-atribut ini menggambarkan apa yang bukan Tuhan. Misalnya, Tuhan tidak dibatasi oleh waktu atau ruang, Dia tidak dapat berubah, dan Dia tidak bergantung pada hal lain. Sifat Salbiyah berfungsi untuk menekankan kesempurnaan dan transendensi Tuhan.
**Ma'ani** mengacu pada makna atau makna yang terkait dengan sifat-sifat Tuhan. Buku ini menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang sifat-sifat ini dan implikasinya dalam kaitannya dengan tindakan dan interaksi Tuhan dengan ciptaan.
**Ma'nawiyah** mengacu pada aspek spiritual atau metafisik dari sifat-sifat Tuhan. Ini mencakup dimensi batin dan implikasi atribut-atribut ini terhadap spiritualitas dan moralitas manusia.
yang pertama namanya sifat nafsiah
yang kedua namanya sifat salbiah
yang ketiga namanya maani
dan yang keempat adalah maknawiah
sifat nafsiah itu sesuatu sifat yang wajib bagi Allah
sifat nafsiah ini sesuatu sifat yang wajib bagi Allah
dia ada bukan karena diadakan tapi ada dengan sendirinya
kalau dia ada itu diadakan berarti bukan Tuhan namanya tapi hantu namanya
mana itu sifat nafsiah
sifat nafsiah itu hanya satu itulah wujud
wujud itu artinya ada adanya itu tidak diadakan tapi ada dengan sendirinya
Bagaimana kita membuktikan adanya Allah
kalau ada yang jawab untuk membuktikan adanya Allah itu dengan keberadaan alam, adanya langit dan bumi isi di antara keduanya
namun kalau alam ini tidak ada langit dan bumi tidak ada Apakah Allah itu tidak ada?
tetap ada
kalau memang Allah itu tetap ada Lalu bagaimana adanya?
Ada dengan sendirinya ya memang ada dengan sendirinya
kalau langit dan bumi tidak ada, Apakah Allah itu tidak ada?
kalau memang Allah itu ada bagaimana adanya? adanya adalah Kidam ( sedia ) jadi tidak ada yang mengawali tidak ada yang mendahului
Allah dia yang awal tapi tidak ada permulaannya
Dia yang akhir namun tidak ada kesudahannya
itulah makna wal awwalu wal akhiru wazahir wal batin
kalau Allah itu adalah Kidam - sedia, maka dia bersifat baqa
Apa artinya? tidak ada yang memusnahkan dan mematikan Allah
kalau ada yang musnah dan mati bukan Allah
itu ya makanya tidak pantas manusia itu mengaku menjadi Allah mengaku Tuhan
Jadilah kamu orang yang Rabbani menjadi keluarga Allah karena kamu senantiasa mempelajari Alkitab dan senantiasa mengajari al-qur'an itu karena dia bersifat baqa maka Allah itu bersifat mukhalafatu Lil hawadis
Apa artinya itu? berbeda berbeda dengan alam dengan makhlukNya
Jadi siapa yang terbetik terlintas di dalam hati dan pikirannya tentang Allah begini-begini
itu adalah salah dan keliru ya Jangan nanti bapak ibu berzikir mencari-cari Nur ya cukup sajalah Nur Aini jangan mencari-cari Nur
Nah seperti yang terjadi kepada Syekh Abdul Qadir Jailani Bapak Ibu
Syekh Abdul Qadir Jailani itu di waktu berzikir datang cahaya besar terangbenderangnya ya
ketika datang cahaya besar yang terang benderang gilanggemilang lalu cahaya itu berkata bersuara dia
wahai Syekh Abdul Qadir Jailani Aku ini adalah Tuhanmu Apa yang aku haramkan bagi hambaku maka bagi dirimu aku halalkan
yang kedua ibadah salat yang aku wajibkan kepada hambaku kepada kamu aku haramkan artinya kamu tidak melaksanakannya pun tidak apa-apa
berpikirlah syek abdulqadir jaelani ini
inilah Dia memantapkan konsep syariatnya di dalam hati dan pikirannya
saya saja bukan nabi dan bukan Rasul kok ada pula perintah yang luar biasa kepada diri saya
Rasulullah dan nabi saja dipinta Allah seperti itu
Apalagi saya ini tidak benar ini
Ini pasti petunjuk datang daripada iblis
di situlah dia sucikan di sucikannyaalah Kalam tadi Dengan mengucapkan Subhanallah
maka cahaya itu hilang suara pun lenyap
setelah suara itu hilang dan lenyap kembalilah cahayanya dan suara itu pun muncul kembali
apa kata suara itu wahai Syekh Abdul Qadir Jailani engkau benar-benar hamba Allah yang tidak bisa aku gelincirkan
Aku memang bukan Tuhanmu Aku adalah iblis
jadi kalau kita tertipu di dalam hidup ini mencari sesuatu yang aneh-aneh seperti itu
nanti godaannya luar biasa seperti jadi Paranormal
jadi kita Bapak Ibu bukan menciptakan Paranormal tapi ingin menormalkan Paranormal ya kalau ada yang punya-punya Jin nanti bisa dicabut jinnya ditundukkan jin itu syahadatkan dia bukan kita pula yang tunduk kepada Jin ya
sadatkan dia karena kita ini adalah pemegang amanah rahasia Allah yang sempurna
Yang bersifat qiyamuhu binafsihi
apa artinya itu Pak berdiri dengan sendirinya Jadi maksudnya Allah tidak butuh kompromi
allah tak butuh teman dan Kawan
Allah itu berdiri dengan sendirinya ya ketika ia berdiri dengan sendirinya di situlah letaknya Allah itu bersifat wahdaniah
Apa artinya wahdaniah ESA
ESA zatnya ESA sifatnya Esa asmanya dan esa af'alnya
Inilah yang disebut namanya sifat salbiah
sifat salbiah itu sesuatu sifat yang menola